Di pojok kamar

Menusuk di hati, rambut bergempmbang yabg terurai. Menetes bulir air pelahan dari kelopak mata yang tertutup. Kaus lengan oendeknya pasrah melekat membalut kulit langsat.  Keremangan malam yang mendekap bumi  perlahan. Gelapnya yang pekat dilawan suar lampu dari tiap jalan dan rumah yang menyalakan pelita lisyrik. Sunyi yang biasa membayangi si gadis tak mampu di lawan oleh aroma tawa dari tetangga yang sedang asik tertawa.
Teringat darinya, kejadian menggiris hati. Sebuah surat undabgan. Undangan pernikahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulislah. Agar Tak Terhapus Dari Sejarah

10 oktober 2017

cerpen