Sejengkal Kisah
Hai kawan,
berikut ini akan saya mulai terapi nulis 1000 kata tiap hari. Ini dimuai dari
yang pertama. Akan menulis apapun, yang penting mencapai seribu kata. Jam
10:47. Pada tanggal 30 april hari minggu
tahun 2017 saya akan mencoba komitmen menulis di blog pribadi saya ini, dan
mengunggah paling tidak satu desain interior kamar, atau desain apapun itu.
Sehari ada 1000 kata yang tertulis, 1 render interior, atau sebuah denah.
Nama saya Rahmad
Santoso, dan akan terus berkarya untuk besok dan kedepannya. Mulailah satu
karya dipagi hari tanpa gangguan, dan tulislah apa yang penting dikerjakan hari
ini. Mulai menata kebiasaan, dan berbahagia dengan kehidupan anugerah Tuhan
saat ini. Saya bekerja di sebuah perusahaan kontraktor elektrikal skala
nasional, yang mengerjakan transmisi listrik, mulai dari 75 kV sampai dengan
500 kV. Juga gardu induk, saluran kabel bawah tanah (Under Ground Cable), juga
pembangkit listrik tenaga uap yang bekerja sama atau Joint Operation dengan
Adhikarya BUMN.
Selama bekerja
di Perusahaan ini, ada banyak kenangan indah dan pahit, senang, sedih lumrahnya
manusia. Beberapa daerah yang pernah saya jajaki adalah kota Makassar, dimana
pangeran diponegoro diasingkan. Di kota ini, saya mengerjakan as built UGC 150
kV Tallo Lama sampai Bontoala. Dan Alhamdulillah semua sudah selesai, dan kabel
sudah beroperasi dengan baik. Saya di sini ada banyak kenangan, meskipun photo2
saya di pantai losari hilang karena hp saya rusak. Masih lekat di ingatan masuk
di benteng belanda diajak Joko, ke Bantimurung bersama pak Sugeng, jeguran,
masuk gua, yang pinjam senter saja kudu sewa 50 ribu, dan melihat banyak kupu.
Di sini juga sempat menjelajah sampai di Bulukumba diajak Dani, petugas
angkringan yang diimpor dari Solo oleh bosnya, atau tetangganya sendiri yang
jadi PNS di kota Makassar ini. Tinggal di perumahan milik pupuk pusri di jalan
Boulevard, mincing dengan mas Andi di danau yang lupa namanya, dna ke pantai
lupa namanya, yang jelas bagus. Jalan jalan di Panakukang Mall, dan di sinilah
orang udik ini nonton bioskop pertama kali setelah umurnya 24 tahun. Padahal
saya di semarang lima tahun, dan bekerja di Mall Citra Land tak pernah
menyentuh tiket bioskop. Haha.. itu kenangan pas nyambi kerja masa kuliah
kawan…
Setelah sampai
di Makassar, tugas sebagai drafter untuk perencanaan Gardu induk Arjawinangun.
Kenal dengan pak Ucu, PM yang baik hati. Dan pada momen ini adalah pertama kali
saya menginjakkan kaki di kota ibu kota Negara tercinta ini. Bolak balik ke
perencanaan PLN di Cinere depok, dibantai di sana, pulang lagi, lembur sampai
jam 2 pagi. Besok bangun pagi2 jam 7 berangkat ke photo copy A1, hanya untuk
dibantai lagi, dan akhirnya lelah menghajarkegigihan kami, maka di NEN kan
desain yang kami ajukan. Lega rasanya. Saya pulang ke kampong halaman untuk
cuti selama 2 minggu, menjumpai calon bini yang sedang kuliah di UIN Sunan
AMpel Surabaya.
Di Makassar yang
indah, di Jakarta yang menyenangkan, dan saya dengan tiba2 disambar HRD,
dikasih tiket untuk berangkat ke Papua, mengerjakan proyek 70 kV transmisi
listrik. Di sini, pemandangngannya sungguh memukau kawan. Turun di bandara
Sentani, dijemput mas Andi yag telah kenal sejak di Makassar. Berkenalan dengan
orang yang baik, ada pak Budi yang semangat, pak Cahyo raja batu Akik, (saat
itu sedang booming akik karena pak President SBY menhadiahkan cincin gem stone
tersebut ke pak Obama, sang president Amerika, Negara polisi dunia). Masih
ingat juga tenteng Dimas yang lugu, Kiok sang sortir Tower pintar masak, dan
mas Andi, ternyata pintar segala hal. Saya banyak belajar dari pak Bos satu
ini.
Masih di Papua
kawan, saya ikut percepatan Transmisi mulai dari Genyem sampai Waena. Kerja
pagi pulang pagi lagi. Nyaman dan indah bersama pak Master, mas Yudha, dan om
Fernando yang keren. Dan tak lupa mas Radika sang putra Jogja. Pak Syukur sang
mandor. Oh ya lupa. Saya di sini sebenarnya mengerjakan untuk proyek perusahaan
saya sendiri yaitu dari Holtekamp sampai Jayapura.
Holtekamp adalah
pantai yang indah kawan, juga destinasi wisata. Di sana terdapat PLTU, area
tambak orang – orang bugis, dan tentu saja pemancingan ikan. Masih ngarep sih,
suatu saat nanti akan mampir ke sana lagi. Bukan untuk mengerjakan proyek, tapi
sekedar mampir untuk beberapa hari, dan nostalgia masa- masa kerja bersama
kawan – kawan atau lebih tepatnya bos yang begitu hebat dan pekerja keras men…
salut untuk para kawan dari PLN dalam membangun papua. Dan di Papua sana, juga
sudah terdapat XXI, bioskop, di ajak mas Erik sang surveyor senior.
Belum selesai di
Papua, dan saya dipindah tugaskan lagi di proyek Tanjung Selor Kaltara. Di sini,
mengerjakan PLTU, Joint Operation dengan Adhikarya. Di sini keren dah. Orang –
orang nya Top. Bersama pak Sulaeman, Bapak dari bugis yang merantau lama di
Jakarta untuk pendidikan. Ada pa Jubert dan mas Karno sang Engineer, dan bapak
yang bijak pak Laode. Disini saya tidak lama, paling sekitar 9 bulan. Oh ya,
atasan saya pak Pebri yang sudah keluar, mas Gendut cakep mantan ITB. Sayangnya
pak Pebri sudah resign dan dapat gaji lebih di perusahaan lain.
Oke, sampai di
sini, dan sampai sekarang, saat ini, saya ikut proyek UGC 150 kV lagi, dari
Marunda sampai Kalibaru, tempatnya di Jakarta lagi, sang ibu kota. Di sini,
saya bertemu dengan orang – orang yang tak kalah keren dari semua yang telah
saya sebutkan di atas. Ada pak Ryan alumni dari Singapore. Bayangkan kawan,
Singapore. Haha.. semoga kapan kapan bisa mejeng ke sana, lihat – lihat patung
hasil persilangan antara ikan dan singa. Negara kecil yang unggul luar biasa
SDMnya.
Selain pak Ryan,
ada pak Kuncoro sang senior. Bapak yang kebapak bapakan dan pinter nata
bawahan. Akrab juga dengan pak Parlin, yang sekarang dipindahkan entah kemana,
lalu ada pak Guruh sang engineer, dan juga pak tito sempat mampir di proyek
Grogol Tomang, namun belum jadi.
Oke, inilah
tulisan original saya. Ada banyak kata yang mebosankan, dan ada mbanyak hal
yang kurang menarik. Namun percayalah, saya melakukan atau lebih tepatnya
menuliskan ini “peng pengan”. Kallau
kata orang jawa, atau sudah ngos ngosan bahas aindonesianya. Agak kaku dalam
segi bahasa, kurang puitis dalam segi sastra, dan itu semua tidak penting. Yang
penting adalah saya mampu menuliskan ini, dan tujuan utamanya, kontinyu setiap
waktu.
Semoga hari anda
indah, dan berbahagialah sobat… J
Komentar
Posting Komentar