Tangis

Merawat malam dengan gelapnya. Mentari yang ngantuk, wajahnya memerah di pelukan senja. Angin yang malas terus  saja terseok memegangi daun pelem, nabrak daun pring, merontokkan putik bunga mangga yabg berayun manja. Saat hari sudah hampir pada akhir masanya, rembulan yang beningbtersipu di ufuk timur. Hampir bulat, sedikit benjolan di kening sebelah kanan. 
Arin masih berjongkok di sebelah pantai hijau. Tempat padi bernyanyi di pagi hari. Mata gadis kecil hidung mungil  masih nanar menantang senja. Seolah ia berteriak, memaki nasib. Menuduh Tuhan, dengan air mata.
****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulislah. Agar Tak Terhapus Dari Sejarah

10 oktober 2017

cerpen