Menulislah. Agar Tak Terhapus Dari Sejarah

Blank. Pemgen nulis sesuatu, tapi ndak ada ide. Yadahlah. Ini jadi tulisan sembarang. Intinya nulis dulu. Mengalir saja, layaknya sungai. Air inspirasi pastinakan membawa kita lebih dalam. Air hanya akan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Hingga akhirnya ke laut. Berkumpulnya dari segala jenis air.

Marilah kita menulis. Apapun itu. Mengalir saja. Tahap pertama dalam menulis itu adalah  yang penting enak dibaca, mudah dimengerti. Perkara kualitas yang ingin dicapai itu akan berjalan seiring waktu. Kualitas itu berbanding lurus dengan jam terbang. Juga lingkungan, dan apa yang kita baca. Untuk yang bercita - cita menjadi penulis novel, banyak banyaklah membaca buku - buku ilmihah. Anda sudah memiliki keahlian memelintir kata, mengocok musim, dan merusak majaz. Makamdengan ditambah bahan yang akan diharu biru. Dengan menambah keilmiahan di dalam tulisan, akan  menjadi aneka bunga berwarna warni sendu.

Dan untuk kawan - kawan yang penulis ilmiah, saya sarankan banyak membaca sastra dan novel. Kenapa? Agar tulisan Anda tidak konyol dan hanya berakhir di rak pajangan toko. Menurut riset yang saya lakukan pada diri sendiri, bahwa banyak membaca karya sastra, akan menambah gudang kosa kata kita. Sehingga kalimat yang anda susun akan lebih berwarna. Meski ndak ada joke yang menghibur, minimal sang pembaca yang boasanya anak2 sekolahan tidak bosan membaca. Dan dari berbagai sastra tersebut,  anda akan belajar bagaimana menjadi tahu trik membuat pembaca penasaran.

Saya hafal quote begini dari Pram "Tanpa mencintai sastra, kalian hanyalah hewan yang pandai"

Mari kita budayakan tulisan. Orang yang tidak menulis akan hilang dari sejarah. Seolah olah ia tak pernah ada. Indonesia punya banyak karya hebat. Suluk2 dari para sunan, hikayat sepanjang nusantara. Tidakkah para novelis kita ingin mengangkat salah satu saja kisahnya. Dibuat seapik mungkin, dengan bumbu ilmiah, magis, atau gaib. Hem... semoga hikayat hikayat nusantara tidak lenyap. Mengingat adik2 kita yang sudah pada tdak tahu siapa itu tuanku Hang Tuah dan Hang Jebat.

Semoga suatu saat ke depannya, ada penulis yang tergugah hatinya untuk menulis kisah2 indah penuh makna di daerah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 oktober 2017

cerpen